Wednesday, October 24, 2012

Menyentuh Hati, Merogoh Sukma

TUHAN punya cara yang unik untuk mengajar anak-anak-Nya, dan kali ini dunia terasa berbeda dari balik kamera. Apa yang terlihat oleh lensa nampak lebih tajam, sekaligus lebih buram -- tergantung fokusnya -- sehingga mengangkat segala hal yang biasa, menjadi penuh makna.

Ketika memandang sahabat-sahabat sedang berakting, jadi terpikir betapa sering kita melewatkan momen-momen yang berharga dalam hidup. Kejadian yang menyentuh hati itu ada di sana, di berbagai sudut di hadapan kita, tetapi mata kita tidak melihat. Peristiwa itu tidak menyentuh bagian terdalam, tidak merogoh sukma. Keindahan dari hati yang diperbaharui, semangat yang dipulihkan, harapan yang timbul kembali, kontras dengan sakit penyakit yang menggerogoti, bahkan kematian yang memisahkan.

Masalahnya, kita tidak memandangnya setiap hari. Puji Tuhan, terima kasih Tuhan, atas penugasan yang Engkau berikan kepada kami. Anugerah untuk terlibat, walau kecil dan sederhana. Anugerah untuk melihat dari balik kamera. Anugerah untuk boleh berbagi -- dalam segala keterbatasan -- sehingga juga boleh menunjukkan bahwa Tuhan adalah jawaban kehidupan. Sumber kehidupan, dan membuat perbedaan.

Proses "melihat" itu sendiri, bisa dari berbagai sudut. Tiap sudut memiliki kekuatan fokusnya sendiri. Nanti bisa dipilih, sudut mana yang akan ditampilkan... tapi buat yang terlibat, tiap sudut ada kekayaannya. Kalau kita memandang dengan dalam, kita pun dapat menjadi lebih kaya.
Selain gambar, suara juga merupakan kunci dari kejelasan. Ketika banyak suara-suara lingkungan, suara hati tidak terdengar.

Ah, bukankah hidup juga begitu? Kadang, hidup ini terlalu bising dengan segala macam kekhawatiran, keserakahan, dan adu argumen dari benturan kepentingan...
Sementara, para sahabat yang bertalenta sedang membangun makna. Ini proses yang rumit; bukan sekedar berpura-pura, bukan asal tampil gaya, cantik, molek, ganteng... Tapi menunjukkan hal yang fokus, yang patut dan perlu dilihat.

Hal-hal yang menyentuh hati, merogoh sukma. Mengalirkan air mata sungguhan, karena hati ini juga turut tersentuh.
 Dalam prosesnya, semua bekerja sama. Pengarahan dengan hati juga penting. Asyik melihat sutradara menyentuh bukan dengan suruhan atau perintah, tapi dengan hatinya.

Dan totalitas mengerjakannya.

Sungguh menyentuh. Suatu anugerah!

Salam kasih,
Donny

No comments:

Post a Comment