Friday, November 9, 2012

BINTANG - THEME SONG

Original Soundtrack of "Bintang" the movie 

Lirik by Trinity Ling Teja 

Melody by Erna Purba


Saat malam glap datang menyapa,
Apakah yang kau lihat di sana,
Gulita seluas cakrawala?
Ataukah bintang yang terang bercahaya?

Waktu susah datang melanda,
Apakah yang kau  rasa?
Lelah lemah tanpa harapan?
Adakah iman yang memb'ri kekuatan?

Reff:
Bintang-bintang bertebaran di langit malam
Sbagai tanda Tuhan tak tinggal diam,
Smakin kelam gelap malam menjelang
Semakin bintang terlihat terang...

Waktu malam hampiri harimu,
Jangan putus harapmu,
Dia 'kan hiasi malammu dengan bintang-bintang
dengan kasihNya... karna kasihNya...

Bridge:
Memancarkan keindahan, memberikan pengharapan,
menunjukkan arah benar, bagi yang tersesat...
bagi yang tersesat...

Poooaaaa!! itulah panggilanku :)


Nama gua Phoa, Williams Prayoga Sanjaya. Biasanya orang-orang memanggil saya Phoa, Williams, atau Willi tapi terserah anda mau memanggil gua apa saja, asal itu masuk akal, tdak bermaksud mengejek dan tentunya saya mengerti jika anda sedang memanggil saya (kan gak lucu kalo anda panggil saya tapi saya tidak tau kalo itu di tujukan pada saya, hehehe). Mungkin beberapa  dari anda mengenal saya dan mungkin anda sudah mendengar cerita tentang saya. Yup! Gua adalah orang yang selalu di panggil ”poooooaaaaa!!” ketika mereka membutuhkan property di  film Bintang ini (udah tau kan sekarang? Belom juga?? Hmmm.. kalo belom mending baca deh artikel-artikel sebelomnya.. hehehe).

Di sini gua pengen cerita beberapa pengalaman selama perjalanan Bintang the Movie ini. Mungkin dari anda yang terlibat dalam film Bintang ini tau kalo bagian property itu kerjaannya ngedekor terus duduk-duduk pas hari syutingnya, memang sih kalo pas syuting kita lebih banyak duduk-duduk sama ngerumpi dari pada ngedekornya, tapi sebelom perjalanan syuting Bintang ini di mulai kami cukup kerepotan, dari nge-list barang-barang yang di butuhin sampai cari-cari minjem barang (jujur gua sempet mengemis-ngemis untuk di pinjamkan dan alhasil tetap saja tidak boleh :/ ). Awalnya gua kira nge-list barang terus sambil cari barang itu gampang karena sempat terpikir satu hari cuman syuting 1 scene,  dan sampai ada ngingeti kalo syuting 1 hari bisa sampai lima belas atau lebih scene (hahahaha otak gua lagi ngaco pas itu dan mungkin gua lagi cari penyemangat dari ketidak mampuan gua untuk mecari-cari barang beberapa scene yang di butuhkan hehehe). Setelah kita nge-list barang-barang yang di butuhin, kita kaget! Ternyata seperti kita lagi pindahan rumah! Sampai-sampai kita sempat mau pinjam truk untuk mindahinbarang-barang  dari satu rumah ke rumah yang lain (eleuh sia.. hahaha), tapi akhirnya kita Cuma pake mobil saudaranya ko Sun-Sun dan semua barang cukup (mobilnya kalo gak salah hmm.. avanza eh.. apa ya? Yang jelas warnanya hitam hehe).

Setelah  kita nge-list barang dan pinjem barang, tugas kita adalah ngedekor dan ini adalah tugas yang susah-susah gampang (tapi yang jelas abis kita ngedekor kita bisa duduk dan ngerumpi! Hahaha). Memang cukup mudah kalau lokasi syuting tersebut sudah di ‘dekor’ dari sana-nya alias sudah tertata rapi dan sesuai pada tempatnya. Nah, yang susah itu ketika kita dapet ruangan yang kosong atau polos tanpa ada dekorasi apapun, kenapa? Karena kita harus ngedekor lagi sesuai dengan kondisinya, contohnya kamar pipit, awalnya kamar Pipit itu kosong gak ada dekorasi apapun, nah.. tugas kita ya mengisi ruangan polos itu dengan dekorasi yang cocok seperti tempelan kupu-kupu, buku-buku, alat make up, dan lain-lain. Ya! Susahnya itu cari pinjaman untuk mengisi  ruangan tersebut. Kalau tadi hanya sebuah ruangan, bayangkan kita juga harus dekor sebuah rumah (gak seluruh ruangan dalam rumah juga sih.. ya ruangan-ruangan yang di butuhin aja.. hehe). Puji Tuhan semua berjalan cukup baik, meskipun sebenernya bisa lebih baik.

Sebenernya  jadi property itu cape, cape ketika semua orang manggil “propsss!” apalagi manggil nama gua “pooooaaaa!”. Ketika mendengar teriakan seperti itu pasti jantung saya berdetak lebih kencang dan dalam hati gua bertanya-tanya “wah apaan nih.. barang apa lagi nih yang di butuhin.. cari dimana ya?”. Sebenernya capenya bukan karena itu saja, tapi karena gua harus naik turun tangga, gak jarang mereka berseru kembali setelah gua baru sampai di lantai bawah alhasil gua harus naik ke atas lagi, dan gak jarang juga mereka menjahili gua yang polos ini untuk naik turun tangga tanpa ada tujuan. Sempat di hari ke dua terakhir syuting semua orang meneriaki “poooooaaaa!!”, bayangin satu orang aja udah buat jantung dag dig dug.. nah sekarang semua orang meneriaki nama gua dengan bersamaan!! (untung Tuhan masih kasih jantung yang kuat! Hehe) jujur gua cukup stress dan kesel pada waktu itu.

 Ada yang bilang “kalian itu harusnya nikmati rasanya ketika di panggil dan diteriakin propsss, nanti kalo filmnya udah selesai kalian pasti kangen dengan panggilan seperti itu”. 
Mungkin buat beberapa orang akan kangen dengan hal tersebut, tapi kemungkinan besar  gua gak bakalan kangen dengan panggilan seperti itu. Mana mungkin orang bakal kangen dengan hal-hal seperti itu? Kalo ada pasti orang aneh! Tapi jujur memang ada yang bakal gua kangenin, rasa cape bersama, ketawa bersama, kesel bersama, makan bersama. Ya! Semua kebersamaan crew dan talent yang kita lewati bersama selama syuting film Bintang ini.gua takut, takut akan kehilangan kalian. Waktu hari terakhir syuting di immanuel gu sempat bilang “kok syutingnya bentar lagi ya?? Akhhh”. Kecewa rasanya kalo syuting itu harus diselesaikan, tapi ya memang harus diselesaikan masa tetap syuting terus kapan filmnya ada.tapi intinya gua gak mau ketika bintang selesai, kekeluargaan yang sudah terjadi hilang begitu juga.

Ketika persiapan menuju syuting film Bintang ada yang bilang “kita itu gak boleh asal comot pelayanan, bisa aja pelayanan itu di sediakan untuk orang lain bukan buat kita dan ketika kita asal comot nanti malah pelayanan kita bukan jadi berkat, malah jadi beban buat kita” perkataan ini lah yang terngiang di kepala saya. Saya selalu bertanya dalam hati “apa pelayanan saya dalam film ini memang buat saya? Apa pelayanan film ini malah jadi beban buat saya?” Tuhan gak jawab pertanyaan itu, dan karena tanggung jawab saya jalani pelayanan ini. Hari demi hari saya jalani dan yang ajaibnya gua merasa terberkati selalu melalui film ini. Cape iya! Tapi sungai sukacita mengalir di hatiku, dan itulah jawaban dari Tuhan.Gua dapat banyak hal dalam film ini dan banyak pelajaran yang bisa gua ambil. Satu hal yang saya dapat pelayanan itu juga bentuk rasa syukur kita kepada Tuhan, bukan karena berkat yang kita ingini meskipun berkat itu juga akan di berikan kepada Tuhan. Pelayanan itu sulit gak mudah tapi dari situ kita bisa tahu seberapa kita benar-benar melayani Tuhan, dan pada akhirnya ketika Tuhan tahu kita melayani-Nya dengan sunguh-sungguh Tuhan pula yang akan menguatkan kita.


Terakhir gua cuman mau bilang thank you so much! Buat ci Hak Ling yang memberi kepercayaannya, thank you juga buat devena dan arlene udah mau sepeleyanan dengan saya yang cupu ini hehe, dan tentunya buat semuanya. Syuting udah beres sekarang tinggal pengeditan, scoring, launching, dan produksi. Mari kita doakan buat semua yang mengerjakannya agar semuanya lancar dan berjalan dengan baik! 

Thursday, November 8, 2012

Prolegomena

Prolegomena artinya diskusi pendahuluan, biasanya sebuah tulisan atau essai sebelum karya lengkap disajikan. Film Bintang sudah separuh jalan -- mohon doa untuk proses post-produksi -- dan mudah-mudahan segera menjadi berkat bagi banyak orang. Namun, ketika pagi ini merenung, sambil melihat kembali foto-foto lalu, terpikir untuk membagi beberapa hal, yang menjadi berkat pribadi untuk saya.

Yang pertama adalah kesungguhan. Bagaimana kita, sebagai anak-anak Tuhan, bersungguh-sungguh dalam segala pelayanan, dalam mengusahakan semua talenta yang sudah Tuhan berikan.

Kesungguhan ini saya pelajari, teladani, dari seorang Hak Ling, yang menjadi tonggak bagi seluruh proses film ini. Totalitasnya menjadi surya yang membangun totalitas teman-teman lainnya.

Totalitas satu orang membutuhkan dukungan total dari orang lain. Kepemimpinan seringkali bukan berarti menonjol dan terlihat di atas, melainkan menjadi pendukung utama. Kesungguhan untuk mendukung menjadi kunci... ketika orang-orang yang berjiwa pemimpin, bersatu hati untuk sama-sama saling mendukung satu sama lain.

Komunitas yang bersungguh-sungguh ini, akhirnya menjadi bintang tersendiri. Bintang yang menarik bintang lainnya, seperti gravitasi. Inilah saat pertama saya berkenalan dengan Candra... err... Ducko Can... Akhirnya, itu juga menjadi satu berkat, menikmati dan mempelajari kesungguhannya.

Yang kedua, adalah persahabatan. Dari awal, dari persiapan sebelum shooting benar-benar dimulai, aura yang terasa bersinar adalah persahabatan yang erat dan hangat.

Persahabatan, bisa hanya menjadi sesuatu yang berlalu begitu saja karena tidak menghadirkan apa-apa. Namun ketika persahabatan diletakkan dalam konteks bersungguh-sungguh mengerjakan sesuatu, nilainya menjadi jelas. Nyata.

Apa yang mungkin membatasi -- pekerjaan, usia, gender -- dilarutkan dalam persahabatan, dan semuanya bersungguh-sungguh melayani.

Pelayanan bukan jadi beban, sekalipun hati gentar ketika harus mengerjakan apa yang tidak pernah dilakukan.


Terlihatnya seperti di ruangan komando, sebelum perang. Rencana. Urutan. Persiapan. Kelengkapan. Saat itu, orang-orang belum tahu bahwa akan terlahir seruan "Ppooaaaa...!!" yang luar biasa :)

Saat itu mungkin awal dari upaya setiap orang memberikan yang terbaik. Memberi yang terbaik, walaupun untuk hal-hal kecil. Tuhan tetap memandang pemberian yang sepenuhnya, seperti dua keping uang itu, bukan?

Yang ketiga adalah kehangatan dari pribadi-pribadi. Tidak harus menjabat sesuatu, atau ditokohkan, atau diidolakan... setiap orang bisa menjadi teladan bagi orang lainnya.

Kadang-kadang, kehangatan itu mengejutkan. Orang yang tadinya disebut pendiam, tahu-tahu memberikan kehangatan di saat udara dingin, hujan, dan semangat terasa menurun. Yang terlihat berdiam diri, hanya memperhatikan, hanya mengikuti, ternyata di saat genting menjadi yang paling diandalkan.

Yang lainnya lagi adalah pribadi yang membawa kesegaran dalam suasana. Menjadi sumber keceriaan di saat badan terasa lelah dan sendi terasa ngilu.

Padahal, kalau pertama kali melihat, orang itu nampak serius. Dilihat belakangan juga masih nampak serius. Tapi begitu ngobrol... asyiknya gak ketulungan!

Nih, Soeli difoto saat tengah syuting.

Kegemaran yang menjadi ciri khasnya: makan.

Yuk, makan!

Lainnya lagi adalah gadis yang lincah (baca:maceuh) dan menjadi Art Director untuk film ini. Heboh, serius, dan begitulah...karyanya terlihat di sepanjang film ini. Bravo! Talenta yang hebat!

Semua ini membawa kegembiraan. Siapa bilang dalam melayani itu tidak bisa bersenang-senang? Waktu istirahat juga berarti waktu kebersamaan. Setiap teman hadir bersama, duduk pun senang...

Tentunya, bermain gadget juga bagian yang asyik...

Hohohoho :D

Bahkan di waktu menunggu, teman menjadi penentu. Nyatanya, tidak semua orang begitu datang langsung bisa berperan... Bisa saja, datang siang, baru sorenya berlakon. Sekali lagi, teman yang bersama di sana menjadi sumber kekuatan.

Kalau sendirian, mana kuat...?

Akhirnya saat berperan tiba, saat itu berlalu dengan cepatnya.

"Audio record! Camera rolling! Action!"

Selamat menikmati Bintang.







Pit_Dul

 Masih inget lagu ini?

 "Pandangan pertama, awal aku berjumpa..... Seolah-olah hanya, impian yang berlalu, sungguh tak kusangka, dan rasa tak berdaya, cowok setampan dia, datang menghampiriku..... Sungguh tak kusangka dan rasa tak berdaya......"

Nah, itulah yang dirasakan cewe manis *narsismodeon* berumur 25 taun saat bertemu "prince charming"nya. Pipit, si gadis yang gak pernah percaya sama dirinya. Selalu ngerasa gak pede dan percaya sama hal-hal yang "kata orang....." (mitos) bertemu sama seorang pemuda yang hitam manis bernama Ndul. sebenernya sih nama asli mereka bukan Pipit dan Ndul, itu cuma nama panggilan aja. kalau mau tau siapa nama asli Pipit dan Ndul, tunggu aja "Bintang" nya bersinar ya... hehehe

Pipit yang yakin bahwa Ndul adalah cowo yang Tuhan kirimkan buat dia, menyambut pendekatan seorang Ndul yang apa adanya. Karena keyakinan Pipit itu, Pipit pun selalu membuat bento untuk pujaan hatinya itu.

Hubungan kedua insan ini *ceilahh...* berjalan sebagaimana seorang pria dan wanita yang sedang melakukan pendekatan. dan kisah mereka akan menjadi "sesuatu" dalam kisah Bintang yang sangat menyentuh sukma ini.

Ngomong-ngomong soal Pipit sama Ndul, sebenarnya, saya (Nanda TMW) cukup kesulitan memerankan Pipit saat bersama Ndul. kenapa? karena sebenarnya saya dan Gama (pemeran Ndul) berteman cukup dekat. dan kami seringkali bercanda satu sama lain. dan inilah tantangan saya sebagai Pipit saat berhadapan dengan Gama.

Pipit adalah orang yang pemalu, jadi ketika Ndul mendekati atau ngajak bercanda Pipit, Pipit hanya boleh tersipu malu, sedangkan saya (Nanda) selalu  membalas candaan Ndul. benar-benar hal yang sulit untuk menahan diri demi sebuah peran.

Gama bisa dengan leluasa melakukan hal-hal yang konyol. sedangkan saya, saya tidak boleh melakukan hal yang konyol sama sekali. seringkali saya merasa ingin membalas segala candaan dari Gama. saya sering mengatakan hal ini pada Gama "Gue pengen ngelawak, pengen ngelucu juga...." tapi karena saya sedang menjadi seorang Pipit, saya pun harus menahan itu. untungnya, Gama dan ci Hak Ling selalu membantu saya untuk membuat saya tetap menjadi seorang Pipit. *thanks to Gama&Ci HL* Oya, karena kedekatan dan pertemanan kami inilah, seringkali kami menciptakan hal-hal spontan di luar skenario.

Yah, di luar itu semua, Pipit dan Ndul adalah pasangan yang mungkin akan mengundang penonton tersenyum. Bukan hanya senyuman, mungkin air mata juga akan menetes di pipi para penonton.

Bagaimana hubungan Pipit dan Ndul berujung?





Penasaran??????

Tunggu "BINTANG" bersinar yaaa......
hehehe :P

God Bless...

*pit_xie*



Roti dan Mentega

"Kau temanku, ku temanmu, 
kita kan slalu bersama
seperti mentega dengan roti


Kau temanku, ku temanmu,
kita kan slalu bersama 
seperti celana dengan baju


Ku akan selalu mendukungmu,
mendorongmu tuk terus maju,
dan bila kau sedih,
ku akan, memelukmu dalam Tuhan"


Kalau inget lagu ini dan sadar hari ini, sebenernya saya sendiri merasa sedih. Karena ini adalah hari terakhir kami shooting. hari terakhir dimana kami akan mendengar ko can bilang "ACTION!!!", hari terakhir dimana denger ko can bilang "SEMUA STAND BY!!!!", hari terakhir ngedenger teriakan "POOOOAAAA!!!!" stand by dari jam 8 baru take besoknya.dan hari terakhir bisa ketawa ketiwi dan kesel keselan sama crew yang selalu stand by sebelum take sampai habis take.

HUUAAA!!!!

Sedih rasanya.... kebersamaan yang berjalan 2 bulan ini, sebentar lagi mungkin berakhir karena kesibukan masing-masing. masih terlintas di pikiran saya, gimana kedekatan crew dan para pemain yang lain. Yang selalu saling hibur, saling bantu, gak peduli siapa dan apa pun, kami selalu saling membantu. Yap, seperti judul ini, Roti dan Mentega... yang selalu ada dan selalu saling melengkapi satu sama lainnya.

Bukan cuma crew dan pemain, tapi antar pemain juga saling membantu lohhh... apalagi untuk membangun emosi yang ada di setiap scene nya. baru saya alamin, bermain dengan lawan-lawan main yang sangat terbuka dan sangat mau untuk diajak kerjasama dalam hal membangun suasana. membangun sebuah mood atau suasana di setiap scene, gak mudah looohhh.. banyak banget godaan... dengan take yang sering diulang, godaan dari orang luar yang mengganggu konsentrasi, dan masih banyak lagi. Tapi Tuhan memang sangat baik dan sangat adil. Kalau hanya satu pemain yang berjuang dalam menciptakan sebuah suasana, akan terasa sangat berat, tapi berkat adanya lawan main, suasana pun tercipta lebih ringan. Maka Tuhan telah memilih setiap pemain dan lawan mainnya dengan tepat, dimana setiap pemain bisa saling menciptakan dan merespon.

Gak nyangka orang yang selalu stand by dan selalu total dalam produksi Bintang ini, di sela-sela take,dirinya menjadi orang yang berbeda. orang yang selalu dikenal dan dilihat sebagai orang yang pendiam, pada akhirnya menggila juga.. hahaha... sangat mendukung perumpamaan tentang seekor ikan yang melawan arus sungai yang deras, pada akhirnya akan terbawa arus juga... hahaha #ko Teja :P 

Sebelum take, kami selalu memulainya dengan berdoa. dan itulah kunci dari kekuatan kebersamaan kami. Tanpa pimpinan dariNya, kami gak akan bisa bekerjasama selancar dan semulus ini. Puji Tuhan, tim kami selalu terhindar dan bahkan tidak ada yang sampai saling menjatuhkan, salah paham, berantem, atau hal negatif lainnya. Terima kasih Tuhan uda pimpin kami semua.

Hhh... Kalau liat-liat foto selama kita take, rasanya terharu banget. tim yang baru banget dibentuk 2 bulan yang lalu, bisa sekompak ini.

Love you all guysss... Saya pasti akan kangen sama kalian dan momen-momen kebersamaan kita.

Semoga pelayanan kita semua berkenan di hadapan-Nya...
God Bless....


*pit_xie*

Wednesday, November 7, 2012

Last Day!!!

Ga bisa nulis banyak... tapi hari ini... LAST DAY OF SHOOTING!

Akhirnya kita sampai di hari terakhir... man...

oh ya, Selamat Ulang Tahun, Kenneth Jonathan a.k.a BINTANG!!


Menemukan kamu, Kenneth, setahun lebih yang lalu... di Open House Bintang Mulia.
Jatuh cinta pada pandangan pertama HAHAHA.. eye catching banget, liat gayanya, sorot matanya,
menonjol banget di antara sekelompok anak2 SD yang lagi perform. Langsung ditandain deh pokoknya..
Aku langsung nanya-nanya, siapa anak itu... ooow ternyata Kenneth...

Waktu itu belum kepikir bahwa Ken akan diajak maen film... tapi berjalannya waktu, ketika sosok Bintang udah mulai terbentuk dalam skenario... ingatan pada anak bertubuh mungil bermata bagus itu muncul lagi.

Ketika harinya tiba, Bintang mulai bisa diwujudkan...Tanpa audisi.. Kenneth langsung diburu.

Yang terutama yang kami syukuri adalah, Hendy dan Susy, kedua orang tua Kenneth, sangat supportif..
Sekeluarga mereka, berikut Shirleen dan Niels (bener gak nulisnya nih?) juga, sangat supportif, ga rewel.
Keluarga ini sudah menjadi berkat buat kami, seperti juga keluarga Chloe...

Saya jadi kepikiran... mereka ini benar-benar keluarga pilihan Tuhan, karena mereka punya kerelaan dan ketulusan. Mereka mau bayar harga, mau mendukung dan ikut dalam perjalanan ini...mau terlibat dalam rencanaNya untuk memberkati orang lain...

Ini pasti karena mereka keluarga yang tulus dan baik... makanya Tuhan pilih dan Tuhan percayakan pelayanan ini...

Eh, balik lagi ke Kenneth...

Kami smua sudah melihat betapa Tuhan memakai Kenneth, dan keluarganya...
dari pertamanya masih kaku dalam dialog,
mau terus latihan, reading setiap hari... 2-3 minggu sebelum hari shooting tiba,
(thanks to Soeli dan Nanda yang sudah bekerjakeras telaten menemani latihan mereka)
sampai akhirnya, Kenneth dan Chloe di depan kamera... mampu membuat para crew dan cameramen tercekat haru... apalagi nanti penontonnya!!


HAPPY BIRTHDAY KENNETH! 
We loves you!! Hidup Kenneth!! Kenneth keren!!

From all Bintang's Family, with love.





Monday, November 5, 2012

Menghentikan Hari


Kalau boleh, hari itu pengen berhenti di saat hari shooting aja.... lalu freeze...
Waktu denger kata hari kemarin, rasanya pengen seize the day, carpe diem.

Minggu, 4 November 2012 adalah hari terakhir kami shooting di rumah Dago Pakar. Thanks buat mom Ie Ing dan ci Naning yang udah hadir di lokasi untuk jadi ibu rumah tangga... :)

Selama shooting 'bayar utang scenes' di Pakar, kami juga dapet kiriman makanan dari Feliciana Koshan, supporter kami yang penuh perhatian... thanks banget.. :D Kalau my mom bilang, "Bintang disayang" *pelukpeluk* :)

Hari Minggu itu, sebagian dari Coram Deo berlatih acara natal untuk tanggal 21-23 Desember nanti... lalu sebagian dari kami 'lari' ke GII Dago untuk ambil scene tambahan... Sebagian dari kami yang lain 'standby' di Pakar untuk shooting scene tambahan Bintang dan Papa... Coram Deo jadi terbagi-bagi gini hahaha.. SEPARUH DI SANA SEPARUH DI SINI SEPARUH DI SITU...

Yang jelas, kami ga ingin melewatkan setiap moment yang ada... yang ga maen atau bertugas pun tetap datang, because we don't want to miss a thing...


"Ga tau kapan shooting lagi, jadi ga mau melewatkannya," kata Erna, yang ikut hadir di lokasi sampai selesai.

Kebersamaan, kekeluargaan, kehangatan dan kedekatan, membuat Keluarga Bintang jadi solid. Dari awal perjalanan Bintang ini, ga ada rasa ga enak dan pergesekan yang berarti... puji Tuhan banget.

Kami menggunakan malam itu untuk rapat 'Launching Premier Bintang' dan acara 'Bintang di Balik Bintang'.
Perjalanan kami memang baru setengahnya... :) Setelah selesai proses shooting, sekarang secara paralel kami lagi garap soundtrack, editting, desain grafis dan rencana launching... malah sepertinya lebih hectic dan serius daripada shootingnya... butuh lebih banyak peras otak.

Kami disatukan oleh satu mimpi... 

Sinarkan Bintang bagi kemuliaanNya...

Sebentar lagi...

Sebentar lagi...


Saturday, November 3, 2012

EAT, LOVE & PRAY


by. David Djanuar - Pemeran tokoh Yongki

Hampir 2 minggu lamanya proses syuting BINTANG berlangsung, Take dari pagi ampe malem tentu menguras energi dan pikiran. Mungkin yang paling cape adalah para crew, mereka datang lebih awal dan pulang lebih larut. Nah kalo udah gini pasti perlu ‘sesuatu’ (kata Syahrini mah gitu), supaya energy kembali ke charge.

Klo boleh pinjem judul dari novelnya Elizabeth Gilbert : Eat, Love & Pray, nah inilah yang jadi sumber energi kita-kita selama di lokasi syuting.

Eat :  jelas makanan jasmani perlu pisan buat nambah energi. Ci Ie Ing selalu memperhatikan bagian ini, tiap hari di group BB selalu nanyain jadwal syuting, cuma untuk mastiin biar makanan bisa dikirim ke lokasi tepat waktu, biar crew ngak pada kelaparan gitu maksudnya. Gak cuma makanan berat, ampe cemilan juga selalu stand by. Soal jatah makanan, kayanya ngak pernah kekurangan, walaupun di situ ada ‘Gerombolan Si Berat’ tapi heran makanan selalu aja ada lebih.

Love : klo denger cerita-cerita behind the scene dari film-film lain, katanya sich pasti aja ada yang cinlok (cinta lokasi). Nah biasanya orang-orang yang cinlok ngak tahu kenapa tiba-tiba bisa semangat terus selama di lokasi, kayanya energinya ngak abis-abis. Tapi itu kan di film-film lain, klo di BINTANG ada ngak ya yang Cinlok? Hmm... (lirik sana lirik sini …. Hehehehe). But by the way, anyway n busway, love yang saya maksud di sini buka Love yang Cinlok, tapi ‘care’ antara satu ama yang laennya. Misalnya pas ada yang tiba-tiba sakit, ada yang langsung cariin obat, minimal bawain air hangat. trus dibeberapa sudut saya liat ada yang lagi curhat ama sesama crew ato pemain. Nunggu take scene yang satu ke scene yang lain kadang juga bikin bĂȘte, bayangin aja kadang udah datang lebih awal eh kebagian shoot-nya baru sore atau malem – tapi jadwalnya jadi telat bukan karena disengaja, emang karena ada beberapa hal teknis yang umum terjadi selama proses take berlangsung, nah klo udah gitu kadang mood jadi berkurang, jadi males ngapa-ngapain, di saat seperti itu pasti ada beberapa yang selalu care dengan memberi hiburan seperti joke-joke yang bikin mood kita naik lagi, nah biasanya yang suka nge-joke itu Ko Soeli, Sang Comic yang kmrn nyaris ikutan audisi Stand Up Comedy. Trus juga ada Nanda yang sering ngebantu para pemain supaya feel-nya bisa ‘dapet’ n maksimal pas lagi di record ama kamera, terutama pas bagian yang ber’bombay’-ria, and hasilnya ? Well Done sodara-sodara !!! ntar liat dech gimana Bintang, Gilang, Ndul, dan Yongki bisa  ngelakuin senatural mungkin dan bikin pede, bikin semangat untuk di scene-scene berikutnya.

PRAY : nah ini dia yang bener-bener jadi sumber kekuatan bagi kami. Yang menjadikan film ini berbeda, adalah hampir disetiap scene, sebelum di take, selalu diawali dengan doa. Kadang doa bersama kadang doa masing-masing. Tapi yang pasti sebelum dan sesudah proses shooting berlangsung, Doa bersama ngak pernah ketinggalan. Di awal-awal persiapan pembuat film ini, Ci HL selalu ingetin kalo doa itu ngak boleh lupa, karena film ini bisa berjalan tentu bukan karena kita yang bikin tapi karena TUHAN yang mengijinkan ini bisa terwujud, trus Ci HL juga kasih kesaksian tentang pengalaman dia saat shoot film 70x07 bagaimana kegiatan doa dilakuin terus menerus di setiap scene per scene-nya. Awalnya saya sempet berpikir, apa iya sich mesti segitu ekstrimnya, disetiap scene harus doa dulu, bukannya cukup dengan doa bersama diawal dan akhir proses shooting aja?. Tapi saya teringat dengan satu ayat di Alkitab, ayat yang di klaim sebagai ayat yang paling pendek dalam Alkitab, yaitu 1 Tes 5:17 ‘TETAPLAH BERDOA’. Kami tahu bahwa proses pembuat BINTANG ini tidaklah mudah, banyak sekali tantangan dan kendala yang akan dihadapi dari masing-masing orang yang terlibat di dalamnya, ada yang bergumul dengan pekerjaannya, keluarganya, studinya, pelayanan di gereja dan yang lainnya. Dan sudah pasti iblis tak kan pernah tinggal diam, kadang dia ‘menyerang’ bukan secara langsung ke pemain ato crew, tapi ke orang-orang terdekat kita, seperti Yosa yang Mamahnya baru mengalami kecelakaan sehingga tidak bisa menelan makanan secara langsung, Erna yang kaki adiknya masih belum bisa sembuh akibat kecelakaan motor juga, dan saya sendiri dimana anak saya yang baru berumur 7 bulan terserang sakit yang berkepanjangan dari kena virus rocta, trus batuk pilek. Nah hal-hal seperti ini yang bisa membuat kami jadi down. Tapi sekali lagi kami harus bertekuk lutut dan berdoa. Dan terbukti setelah doa-doa kami panjatkan, saat itu juga Tuhan mengulurkan tangannya untuk memberi kami kekuatan.

Jadi jika proses pembuatan BINTANG ini bisa berlangsung baik, itu semua bukan karena kemampuan kami, tapi karena ANUGERAH TUHAN.

Thursday, November 1, 2012

Be a Profesional !


Apa arti kata profesional ? Rekan kerja saya bilang, kalau kamu sudah bisa hidup dari apa yang kamu tekuni sekarang , kamu boleh bilang kamu adalah profesional. Rekan lain bilang, profesional itu kamu tetap bisa memberikan yang terbaik seperti apa yang biasa kamu berikan walaupun keadaan tidak mendukung.

Lho, jadi apa hubungannya ama Bintang the movie ini?

waktu ci  Hak Ling ajakin saya utk mengurus bagian make up and wardrobe...seneng sih. tapi begitu tau waktu kerjanya, saya langsung bingung. Permintaannya shooting sekitar 10 hari , mulai jam 8 pagi - 10 malem dan harus stand bye demi kontinuitas cerita. Nah lho....gimana tuh? 

Saya dah bayangin gimana rontoknya tuh badan, secara kalau saya ada make up pre wedding, ya begitulah kerjanya. Bangun jam 4 pagi, make up n terus ikut deh seharian....itu kan cuma sehari, besokannya bisa istirahat..lha ini? 10 hari ? ya ampun, mau dikemanain suami dan 2 anak balita saya ? bisa-bisa mereka terlantar....

Dimulailah pencarian make up artist sekalian wardrobe, rata2 sih ga sanggup ama jam kerjanya...dan satu lagi..NO FEE ...itu yang bikin berat. Ngajakin teman - teman saya, rata rata mereka profesional yang pastinya menuntut bayaran, haduh,..beneran , pusing deh. Saya beriman aja , Tuhan pasti sediakan.

itu baru pencarian bagian make up n wardrobe, pertanyaan selanjutnya, alat - alatnya gimana ya ? saya sempet beresin peralatan make up Coram Deo, sy sortir mana yang bisa dipake dan nggak. Shooting hari pertama saya coba tuh alat - alat yang ada, saya mengingatkan  rekan saya Ci Yuni , kita harus bisa kerja dengan kondisi apapun....pake alat apaun di tangan kita , hasilnya harus bagus.

Hasilnya ? sesuai dugaaan . Kalau mau hasil bagus ,ya memang perlu alat yang berkualitas. Untuk memoles Bintang supaya sungguhan sakit, mmg perlu alat-alat yang berkualitas. Akhirnya diputuskan, hari-hari selanjutnya, kita pakai peralatan yang saya punya saja, supaya hasilnya maksimal, ga usah 2 kali kerja.
Saya putuskan, utk pemain yang waktu shootingnya panjang, pakai airbrush saja, supaya tahan lama, ga usah sibuk bedakkan. Sempet ketar ketir juga, sy liat rata rata pemain berkulit gelap,sdgkan foundation airbrush yg saya punya itu warnanya terang....akhirnya saya pesan, dan Praise God, pesanan tiba di saat yang tepat.

Dalam hati sempat terlintas, ini gimana ya kalau pas stripping shooting,tiba-tiba suster yg biasa jaga anak saya minta pulang ? (ga tau kenapa, udah feeling aja kalau si suster ini bakalan pulang)...eh...bener aja. Senin, 22 Okt,sehari sebelum shooting stripping di mulai , si suster minta pulang...walah....beneran deh,semua jadwal berantakan...mau ga mau, saya harus jadi ibu rumah tangga.....

Tapi, saya percaya, Tuhan bisa mengirimkan orang yang tepat di saat yang tepat. Ada 2 org rekan yang mau membantu secara full dan bergantian : Ci Ria and Michelle, ada juga Cath (yang bela belain ijin kerja), Sherly,Ci Fonny....ya pokoknya membantu lah. Ada rekan juga yang tadinya mau bantu tapi gak bisa, lalu mengirimkan alat make up nya untuk dipakai..Praise God.

Buat saya, ya inilah yang namanya profesional :

  •        Tetap bisa memberikan yang terbaik, ditengah segala keterbatasan. Memberi karena lebih itu biasa, tetapi memberi  di tengah keterbatasan perlu pengorbanan.
  •       Tetep bisa gantian kerja di hari ke 2, datang jam 9 di Origin, pindah ke Trimulia, balik lagi ke Origin. Sambil saya pinjem dulu pembantunya mama untuk jaga Caleb (anak saya yg kecil). Dan hari selanjutnya mama saya sakit karena kecapean akibat pembantunya dipinjam satu sama saya...(honestly, merasa sangat bersalah...whoaaaaa)
  •        Hari ke 4 datang lagi ke tempat shooting, seharian nunggu disana, pulang jam 9 malam.(sambil ketar ketir karena mama sakit, suami dan anak-anak liburan ke jakarta)
  •        Hari ke 6, ke RS Imanuel sesudah pulang gereja, pulang setengah 8 malam, sorry banget saya ijin duluan.
  •        Hari ke 7, pagi pagi jam 8 ke Immanuel lagi, sementara rumah porak poranda dari depan sampai belakang, ditambah cucian segunung dan setrikaan setumpuk
  •       Hari ke 8, dapet laporan kalau palet make up pinjaman dari rekan saya itu ada bagian yang porak poranda ( ya ampuuuuun.....) . honestly, bete iya, kesel iya...tapi mau gimana lagi..ntr gantiin ajalah....tetep harus menjaga hati supaya ga kesel karena hal begitu


Minimal,sy sudah menjalankan tugas saya, datang lebih awal , tidak membuat pemain menunggu . 
betul, melayani itu harus total...ada pengorbanan disana. Buat saya, pengalaman di Bintang ini membuat saya semakin belajar, bagaimana menjadi seorang yang profesional. 

Last but not least, Soli Deo Gloria, semua kemuliaan hanya bagi Dia. 

Cerita dari bagian lain ? pastinya ada yang lebih riweuh dari saya....hehe....




Jeritan Hati Sie Konsumsi :)



Hidup untuk makan atau makan untuk hidup ya?

Tapi yang pasti adalah : para crew dan talent film Bintang harus makan!

Menjadi sie konsumsi di dalam pembuatan film “BINTANG” ini, ternyata gampang-gampang susah ya. Gampang karena tinggal beli dan pesan saja, susahnya harus disesuaikan dengan kocek yg ada , harus yg bersih, sehat, kenyang, enak dan terjangkau.

Puji Tuhan untuk keperluan makan siang shoot days di hari 1 – 4 telah disponsori oleh seorang anak Tuhan yg punya usaha restoran yaitu SAUNG WARGI
*hidupsaungwargi*, setiap hari selama 4 hari shooting kita di supply 20 pax nasi campur yg aduhai, jadi semua harus mengatakan “WOW” sambil joget n koprol, coz ada ayam kremes (kremesnya buanyak pisan ) ayam bakar, perkedel,
tempe, tahu, nasgor jeletot seuha lada lada ,(pedas banget bu Lucy) pake telor n sate, nasi campur mie, semur yg dagingnya empuk banget, yg acarnya beranjau, di mana cabe merah serupa irisan wortel. Sekali lagi seuhah lada lada!

Untuk semua itu mari kita ucapkan "Terimakasih Bu Lucy".

Di antara crew ada golongan si berat, berat badan tidak dapat di timbang dengan timbangan biasa , harus pakai timbangan beras, bayangkan 120 kg mentok !! Setiap waktu makan dialah yg pertama teriak “ aya cunyuk teu ?” “ mana cukioknya ?” ( yg ga ngerti ya sudah ).

Cerita soal enak, ada pengalaman begini: setelah beberapa hari makan enak dengan menu ayam dan ayam dan ayam, maka ada request sayurannya dong, maka terlintaslah di benakku, nah marilah kita coba menu full sayuran, maka dipesanlah nasi box dari satu resto yg menjual makanan khusus sayuran, alhasil …. Menyedihkan…. Komennya tidak menyenangkan…. Untung di backup nasi rendang padang, jadi kehidupan shooting bisa berlanjut.

Belakangan terpikir , baiklah aku masak sendiri , dan di hari ke 7 & 8 makan malam aku yg masak, katanya sih enak banget, sampai sampai si Phoa William , kesengsem (yg ga ngerti lewat), bertanya terus ttg resep sang chicken wing. Rupa rupanya mo alih profesi dia. Itu mah rahasiah dapur coy! ( just kidding ).





Baiklah saya share resepnya temans .

Resep Chicken Wing enak : 

● sayap ayam di bagi dua bagian ( banyaknya terserah ya , mo 1 pasang - 100 pasang juga boleh)
●Kemudian sang sayap lumuri jeruk nipis or lemon, supaya ga amis.
●Beri Garam , kaldu ayam bubuk, minyak wijen, merica , terasi, dan bawang putih yg sudah digerus
(agak banyak ) remas remas supaya meresap.
●masukkan tepung tapioca = tepung aci ( untuk 30 ps wing tepungnya kira – kira 3 sendok makan
muncung )
●Diamkan ½ jam
●terakhir goreng deh , cara menggoreng :
goreng dengan api sedang , sampai ayam matang, lalu angkat,
panaskan minyak sampai panas , goreng kembali sang wing sebentar.
●selesai deh . Silahkan dicoba !!

Kecelakaan pun terjadi :

Hari minggu 28 0kt 2012 .Selesai mengantar konsumsi di lokasi RS Imanuel, aku bersama Cliff n Clay pulang. Sampai di mobil ternyata tiket parkir raib entah kemana, aku bongkar tasku, cari di kolong mobil barangkali jatuh tetap tiada. Akhirnya aku ingat, wkt aku berangkat tadi aku makan 1 apel ,sampai di tujuan apel pun habis tinggal bagian tengahnya, ga di makan dong ya. Sementara aku parkir, aku buang sisa apel di
tempat lekukan ( apaan sih itu namanya) di pintu mobil. Waktu aku turun aku bungkus tuh sisa apel dengan kertas yg ada di situ, aku kira itu kertas adalah tiket bekas parkir tadi di gereja, lalu aku buang deh.

Jadi tiket parkir RS imanuel bukan hilang tapi aku buang, di kursi belakang kedua cucuku tertawa terbahak bahak. Akibatnya aku di denda , aku harus bayar parkir sebesar Rp.24.500,-

Sorenya aku datang lagi , kali ini aku lebih hati2 dengan karcis parkir, dan si Clay nyeletuk , si ema hari ini bayar parkir Rp.27,500,- ck ckckckck…….

Akhir kata,
Saya mengucapkan terimakasih buat Sunsun Hartono Kintajaya yg kebuleannya dipertanyakan oleh anak-anak crew, yang telah membackup saya dalam urusan isi perut ini. Puji Tuhan !

Ie Ing