Sebuah karya terlalu sempit jika hanya dipagari oleh persepsi bagus atau tidaknya
Dalam obrolan dengan seorang sahabat, kami bicara soal karya. Katanya, sebuah karya terlalu sempit jika hanya dipagari oleh persepsi bagus atau tidaknya. Kalau kita menonton film, terus ditanya pendapat kita, "Gimana filmnya?" Apakah jawaban kita: "Bagus..." Atau "kurang ah" atau... "Jelek", itu saja?
Seberapa sering kita berusaha menemukan pesan yg ingin disampaikan melalui sebuah karya? Itu lebih dari sekedar penilaian bagus atau jelek. Seberapa dalam kita bisa menangkap makna? Begitu maksud pernyataan sahabat saya itu tentang karya.
Buat saya sendiri, saya sangat suka dengan kata "karya". Membahas tentang penilaian sebuah karya, memang bagus atau jeleknya kata orang, itu sama sekali bukan patokan. Setuju banget, terlalu sempit.
Di dalam setiap karya, karya apapun, ada sebuah keberanian untuk menghasilkan sesuatu. Karya hanya akan menjadi karya, jika dibuat, diwujudkan. Tanpa usaha, kemauan dan keberanian untuk mewujudkannya, tidak akan ada karya, yang ada cuma omong kosong.
Selain itu, ada perjuangan hingga karya itu bisa mencapai titik akhir. Seperti apapun kata orang tentang hasilnya, really, itu cuma kata orang, selesai. Tapi kemampuan kita untuk menyelesaikan apa yang kita mulai, komitmen dan kesungguhan, itulah yang memaknai setiap karya.
Karya apa yang sedang kau perjuangkan saat ini?
Do it with all your heart and might,
karena itulah yang membuat perbedaan.
Libatkan Tuhan dalam setiap detail langkah,
karena itulah yang membuat setiap karya yang biasa menjadi luar biasa.
Dan terakhir, mari kita belajar menghargai setiap usaha orang lain... Berikan semangat dan dorongan, karena itu akan membuat kita, dan mereka, mampu melewati rintangan dan mencapai titik akhir.
No comments:
Post a Comment