Wednesday, October 31, 2012

It happens again (but with extra energy)

Dari dulu gw percaya bahwa yang namanya film, itu memang punya 'something' yang bisa ngerubah hidup orang. Simpelnya ya gw ini. Cuman ada bedanya antara dulu sebagai penonton dan sekarang sebagai seorang pekerja film, di mana proses perubahan sikap dan pola pikir gw terjadi juga di belakang layar. Depan layar, belakang layar. Perubahan pasti terjadi. Paket kombo perubahan sikap kalo menurut gw sih.

Waktu pertama kali gw baca skrip BINTANG, spontan yg terlintas di pikiran gw adalah bahwa cerita ini pasti bakalan bisa ngerubah pikiran para bokap2 yang kebanyakan sibuk ama kerjaan sendiri, sibuk ama hobi sendiri dan gk terlalu peduli ama kegiatan dan keseharian anak2nya yang fun. Sampei waktunya uda gk ada, penyesalan baru nyamperin dan bikin nangis gonggo gak henti2. But i never realize it until it comes upon myself.


Setelah sekian hari stripping dengan penuh semangat dan jarang ketemu my son, baru kerasa ternyata seruan sederhana dia yang teriak 'pa, sini deh. liat nih robot yang uda ken2 buat' bisa memberikan tenaga ekstra untuk menghampirinya dan rela ngurangin jam tidur yang sudah lama ditunggu-tunggu. hahaha. Then it struck me like a star (eehh, mustinya 'like a lightning', cuma karena film BINTANG, jadi diganti 'star' - red) bahwa momen seperti itulah that matters. Bukan big things yang seringkali costly atau bahkan direncanain berlebihan. Ya, gw mustinya lebih peduli dan bukan cuma asik sendirian ama gadget2 gw. Somehow, a little bit of BINTANG movie ada di dalam kehidupan gw.

Bagian diatas bukan inti tulisan ini sih. ahahahahah.

It happens again. Damn yeah. Sebuah fenomena unik yang selalu terjadi di kota2 besar di setiap perjalanan proses syuting film gw. Di masa pra produksi, antusiasme untuk produksi menggebu-gebu luar biasa dan gk bisa dibendung. Di masa produksi, enerji untuk segera menyelesaikan produksi pun tidak bisa dibendung. ahahahaha. Dan di masa pasca produksi, enerji untuk kangen2an ama teriakan kru, begadang, canda, tawa, tangis juga sama gk bisa dibendung.

But don't worry fellas, the story continues kok. Kalopun gk terjadi di dalam filem, atau gk terjadi konteks kerja, the story continues within because we are part of it.

Tanpa terasa, BINTANG akan bersinar sebentar lagi. Sebagaimana judul artikel pendek ini "It happens again". Bauran enerji, semangat, fellowship, canda, tawa, tangis dan cercaan yang pernah kita lewatin, akan terjadi lagi.

Salam action dan salam shining!

/c

bintang yang berbintang

tidak terasa, 8 hari shooting sudah berlalu dengan cukup baik. Jika memandang ke belakang, rasanya campur aduk. Kadang manis, apalagi kalau sudah menyangkut ketawa-ketiwi, makan bareng, main bareng, rasanya manis, semanis coklat toblerone. Kadang asin, ketika persiapan selesai dilakukan dan sang sutradara berteriak "ACTION!", menggelitik dan bikin nagih. Kadang asem, ketika hal yang ga diinginkan datang, hujan, mendadak berhalangan, dan sejuta insiden lainnya. Kadang pait, ketika banyak hal menghalangi kita untuk memberikan yang terbaik buat bintang, tugas kuliah yang ga beres-beres, list property yang rasanya ga ada habisnya, pokonya nyebelin. Kadang juga pedes, ketika banyak hal sudah terjadi sampai saat ini, nyesek, dan bikin keluar air mata, air mata kangen, air mata terharu akan banyaknya hal yang luar biasa dalam pembuatan film ini, air mata bahagia karena bisa menyelesaikan proses pembuatan Bintang dengan sebaik mungkin.

Rasanya kangeeeennn banget. kangen. 

Kangen dateng buru-buru ke lokasi, riweuh dan rusuh bersama temen" props, bawa-bawa barang kesanasini
Kangen melototin naskah, berusaha membaca seteliti mungkin, takut ada yang kelewat.
Kangen ngumpul sebelum mulai shooting, buat lingkaran dan berdoa, lalu teriak " CO CO CO CORAM DEO!"
Kangen ngumpul temen-temen crew, ngobrol dan ketawa bareng, kadang ga tau apa yang kami tertawakan, kami hanya tertawa, tertawa, dan tertawa. sampe sakit perut tentunya.
Kangen menggila dan maceuh di lokasi, jalan sini jalan sana, rusuh sini rusuh sana.
Kangen teriakan "PROOOOPSSSSS!!!" yang bikin jantung langsung loncat saking kagetnya #ehh
Kangen suasana shooting yang bikin deg-degan, ngeliat talents yang begitu berbakat beraksi di depan kamera.

miss you all guys!

Sedikit banyak, kami belajar tentang cara hidup seorang Bintang. Bagaimana dia menyadari bahwa waktunya ga banyak, belum sempat melihat dunia istilahnya. Bagaimana kecintaannya terhadap seni, dan Tuhan. Bagaimana iman seorang Bintang dapat menarik semua orang datang kepada Tuhan. Seperti bintang di malam hari, ia memancarkan cahayanya sendiri, tidak seperti bulan tidak bisa memancarkan cahaya sendiri, bintang membuktikan, walapun kecil, ia dapat bersinar dan membawa kebahagiaan bagi orang lain.

All glory for God! 
cheers! 


Sengsara yang membawa nikmat



Sengsara membawa nikmat....


Tanpa terasa syuting bintang telah memasuki menit-menit akhir. Banyak hal terjadi selama proses syuting, dan semua hal itu berhasil kami lalui dengan aman sentosa,bahkan hal-hal yang untuk ukuran orang normal itu bikin "BT" , buat kami justru menjadi sebuah kelucuan yg luar biasa.

Pada hari pertama kita syuting colongan untuk scene terakhir, ada adegean dimana pipit dan yongki berlari, nah pipit tersandung lalu jatoh..dan semua org dilokasi pada ketawa,padahal pipit sedang meringis kesakitan (emang pada gak tau diri,udah tau org lagi susah bukannya pada nolong malah pada ketawa-Red).

Di hari beneran  kita syuting perdana yaitu di selasa tgl 23 oct Kami semua kumpul di villa Trinty tepatnya di rumah Doa. Semua orang tampak ceria,tampak sehat bugar, kecuali sutradara yg baru pulang dr Berlin dan baru tidur beberapa jam,tp hal itu tidak menurunkan semangat beliau untuk syuting. Mulai dari hari itu teriakan "PRROOPPSSS!!!" mulai terdengar..Belum banyak yg terjadi di hari itu walau harus pindah lokasi tp kami ttp semangat.

Hari ke dua mulai terlihat muka-muka kurang tidur dan di hari itu kita harus pindah-pindah lokasi, kalo gak salah ada 3 lokasi, nah di situ mulai tuh muncul masalah..kemacetan mendadak melanda Bandung dan hujan turun lagi..dibawah paying hitam ku berlindung….

Hari ke tiga kami kumpul jam 08.00 ternyata kunci rumahnya belum diambil,jadi sebagian dr talent dan sie konsumsi menunggu di luar yang pake motor pada duduk di trotoar dan para tetangga pada ngeliatin soalnya mendadak banyak orang ngumpul dikiranya mau bikin kerusuhan kali yah…nah di hari itu ketika sedang syuting alat audio yng kami pakai tersandung dan terjatuh. Waktu alat itu jatoh kami bertiga stun sekitar 10 detik memandang alat itu yng berserakan..Puji Tuhan alatnya gak rusak. malemnya kami pindah ke rumah kayu,dam tidak bisa syuting kerena sedang ada takbir jadi putuskan syuting lanjut esok hari,



Hari ke empat, kami syuting di dua lokasi,dari pagi sampai sore tiada ada masalah,pas malem mau pulang hujan besar melanda,,dan yg pake motor keujanan,bahkan ada yg sampe dorong motor karena mogok.

hari kelima kami lalui dengan stamina yng sudah mulai sekarat..kalo istilah Robocop, kami itu sudah 25% power. Untungnya ada ko Sun” yang bawa vit C  3 botol  dan juga syuting cuman  sampe jam 21.00. Jadi kami semua bisa istirahat dgn baik

Hari ke enam mulai jadi ajang srimulat di lokasi,waktu itu kami mau ambil adegan bintang..semua sudah standby di posisi masing-masing..kamera 1 kamera 2 dan audio sudah siap. Biasanya setelah Director bilang “siap yah” kami semua itu langsung sigap.Nah kali ini agak berbeda..pas Director bilang “siap yah”kami semua heboh saya angkat tiang boom yg laen sibuk ngeker nah itu bpk sutra masih diskusi,karena kelamaan ya udah aja kita pada duduk lagi. Tak lama berselang terdengar lagi “siap yah…” kami pun dgn sigap pasang posisi..eehh.gak taunya dia malah diskusi lagi untuk kedua kalinya..kita duduk lagi…tak lama setelah itu kembali terdengar “siaap yah…” dan seperti biasanya kami kembali berdiri lalu pasang posisi dan sang sutra kembali berdiskusi..dan akhirnya kami sangking keselnya jadi tertawa cekikikan..lalu dia tanpa berdosa bertanya ”kalian kenapa sih??”  disitu kami malah tertawa terbahak-bahak..setelah di ceritain dia juga malah ikutan tertawa.. sorenya kami mau ambil adegan ndul di ruangan dokter..alamak itu ruangan kecil banget,mengingat kru badannya pada sehat dan besar..saya dan kameramen pajejel di lawang panto..dan tidak boleh bergerak soalnya kameranya dia sudah nempel di paha saya kalo sampe gerak kan jd geser..buset deh pokoknya mah…

Nah hari ke tujuh syuting agak santai mulainya juga siang..kita pake peralatan dashyat utk adegan mobil..nah sebelum itu alat dipasang mobilnya kan harus di lap dulu dan seperti yg sudah-sudah kami teriak “PPPOOOAAAAA!!!!!” lalu Poa datang dengan keringat bercucuran dan berkata “Ada yg panggil saya?” saya cuman bisa senyum kalo poa sudah spt itu lalu saya bilang “Poa tolong mobil ini di lap soalnya kalo ada ada debu alat kita suka susah nempel..ok” Poa pun menjawab “ Siap ko” saya pun pergi menyiapkan audio..setelah beberapa lama beliau datang kepada saya “ Ko udah selesai tolong dicek yah”  saya lalu melihat kedepan dan alamak “PPPOOOAAAAA!!!!!” bukannya bersih itu mobil malah debu nya jadi rata!!! Rasanya pengen saya BUNUH si Poa lalu saya teriak “PPPOOOOOAAAAA!!!!” dia muncul terus pas saya suruh liat hasil kerjaannya dia malah cengegesan sambil garuk-garuk kepala..makin pengen ngebunuh gak coba….tp kalo gak ada Poa gak seru.

Sekian laporan singkat dari saya wassallam…


Soelisanto

Monday, October 29, 2012

Tuhan yang memberi kekuatan

Bingung, khawatir, dan cape.. Ya! Itu yang saya rasakan di dalam perjalanan film Bintang ini. Ketika saya diminta bantuan oleh ci Hak Ling, jujur saya cukup senang bisa terlibat dalam sebuah pembuatan film, tapi ketika dijelaskan 'job desc'-nya mimpi buruk pun terjadi. Saya membantu Devena dan Arlene di dalam art (menyiapkan kelengkapan setting pada setiap scene, dan hal tersebut bukanlah mudah tapi repot dan susah). Kecerobohan dan kepelupaan saya dalam pelayanan di film ini membuat saya bergumul selalu.

Pernah suatu kali saya bertanya dalam hati "Kok saya ada di film Bintang ini ya? Di art lagi.. Saya kan orangnya pelupa, kok ci Hak Ling bisa milih saya?". Beberapa hari kemudian pertanyaan dalam hati itu pun berlalu begitu saja, tapi pertanyaan dalam hati yg lain datang "Gua te cupu da di banding mereka(Devena & Arlene) ditambah lagi gua gak terlalu deket dengan mereka dan beberapa crew yang lain. Gua di sini dapat ngebantu mereka gak sih? Atau gua cuman ngerepotin mereka sama cuman mejeng nama di akhir film doank??".

Rasa takut dan malu yang dihasilkan dari pertanyaan dalam hati saya jalani terus menerus. Sampai suatu kali diri saya sendiri menjawab pertanyaan tersebut di dalam hati saya(dan saya yakin yang menjawab pertanyaan tersebut adalah Roh Kudus)

"Gak perlu orang yang jago kok buat melayani Tuhan, asalkan Gua punya hati dan pake semua kemampuan yg Tuhan berikan, pasti Tuhan juga sangat senang."

Dari situlah saya mulai semangat untuk pelayanan ini. Syuting sudah berjalan rasa cape tentu saja ada, apalagi kita para crew dan talent selalu datang pagi pulang malam. Anehnya buat saya sendiri meskipun dalam situasi kecapean ada rasa senang dan ada penyemangat yang berkata dalam hati "Ayo!! Bentar lagi beres!! Jangan cape dulu! Semangat!!" Penyemangat itu selalu muncul ketika saya mulai lelah.

Dari hal ini saya belajar jika Tuhan itu selalu ada di samping kita untuk selalu memberi semangat dan tentunya menyertai kita di manapun sehingga kita tidak pernah dibiarkan-Nya jatuh. Tidak hanya itu saja berkat yang saya terima, syuting Bintang tinggal sedikit lagi dan beberapa hari lagi crew dan talent tidak akan datang pagi pulang malam lagi untuk syuting. Jujur saya takut, saya takut jika kita (crew dan talents) tidak pernah bertemu kembali, tertawa bersama, pusing bersama, cape bersama. Saya merasa sangat senang sekali bisa satu pelayanan bersama kalian. :D

What happened if?

have you ever sat in a couch, keeping an eye to a movie you love the most, and you cannot even turn away even for a sec? amazed, or sometimes crying because of the story, the effects, and every single things that make the movie worth.

well, i have.
and i never thought about being part of a movie crew. not even once.
and suddenly, it just happened. err.. 1 month and 24 days ago.

tepatnya 5 september lalu, saya menerima bbm dari ci HL. yang isinya tawaran bergabung dalam film bintang ini.
" depe depe depe. kalo sy bikin film panjang, mau gak, ikutan bantuin dg tim produksi, bagian art?"

kalau kebanyakan orang akan merasa gembira, kalau saya, kebalik.
panik.
"hah? jadi apanya ci?"
"art director"

makin panik.
kuliah pun masih semester 3, selayaknya anak ayam yang baru menetas. masih ga kenal dunia luar. apalagi dunia per-film-an yang kesannya WOW.
dan.. art director? directoorrr???
*imajinasiberlebih*

gimana kalau hasilnya jelek? gimana kalau di tengah jalan ga sanggup? gimana kalau bikin yang lain kecewa? gimana kalau kuliah keteteran? gimana kalau orang-orang ga suka? gimana kalau? gimana kalau.. (dan sejuta 'gimana kalau' lainnya)

namun saat itu, selayaknya remaja labil yang sulit menolak dan terlalu penasaran sekaligus excited dengan istilah 'bikin film', saya pun menyanggupi penawaran ci HL. dan.. perjalanan bintang pun dimulai.

lewat persiapan yang begitu singkat serta jadwal yang padat ini, Bintang mengajarkan saya begitu banyak pengalaman dan pengajaran. dari mulai membuat list property yang panjangnya bisa menyamai tissue gulung di rumah hingga brainstorm dengan 2 partner saya yang luar biasa hingga larut malam, searching dan browsing, memelototi layar laptop, dengan blackberry di tangan, siap menjawab setiap permintaan yang masuk, dan sebatang coklat di mulut, sebagai stress reliever terbaik yang pernah ada :)

as time goes by, things are getting harder and harder. sometimes it seems so hard to fill the joblists as an art director. And when you're worrying too much, things are really getting HARDER. and that's what i'm doing. worrying to much.

gimana kalau? gimana kalau? gimana kalau? *kumat*

but finally, best solution come over me. pray. pray. pray. God does understand all my problems without listening to me saying them. and He don't stand still.
i started to enjoy everything about bintang, and life's getting easier. beside that, i have two best partners ever in the art division, ready to help when i need a hand, a couple of bestfriends who care about me, a whole family who loves me. what else the reason for me not to thank God for every single thing i have today?

overall, bintang the movie shooting days were totally FUN! we had a real fun there!
dari mulai kalang kabut mencari segulung benang, lari kesana kemari menjijing puluhan tas dan dus berisi property, begadang tiap hari demi menyelesaikan tugas kuliah supaya bisa shooting keesokan harinya, makan dipojok ruangan sembari membekap mulut sendiri sambil ketawa ketiwi, takut mengganggu suara audio, naik ke lantai 2 rumah sakit yang gelap banget untuk mencari ruangan, buat behind the scene bersama tim yang menginap di lokasi, hingga menangis terharu saat melihat shooting salah satu adegan yang super touchy.

hey, you're not the one who has to work extra hard, semua crews, talents, script writer, sutradara, kameramen, semua berjuang untuk proyek ini. dan saya begitu terkagum-kagum dengan banyak hal yang Tuhan berikan untuk kelancaran film ini. banyak hal yang tadinya terasa mustahil tiba-tiba menjadi sangat mungkin dengan bantuan orang yang bahkan tidak terduga sebelumnya.
untuk para talents. wow, i'll give you twelve thumbs up if i have them. bukan cuma sekedar menghafal, tapi menjiwai. bukan cuma beraksi melalui cerita, tapi hidup di dalam cerita itu. mereka benar-benar mendalami peran mereka, sampai sampai sangat terasa berbeda begitu menghadap kamera.
untuk para crews. kalian ga pernah cape untuk memberikan semua yang terbaik meskipun di balik layar. setiap peluh dan usaha, semuanya tentu ga akan ada yang sia-sia bagi Tuhan kan?

thankyou for all!
gimana kalau, gimana kalau, gimana kalau.
sampai sekarang terkadang saya masih sering mengucapkan dan memikirkan 2 kata di atas.
what happened if ?

well, who knows? nobody knows what will happened to us, and nobody will never know. the real question is not ' what happened if?'

what will you do?

setiap orang bisa memilih. ketika kekhawatiran datang, mereka bisa mundur, diam, bersembunyi, ataupun maju ke depan dan berperang. walaupun kadang terasa sakit, sulit, dan berat, pada akhirnya Ia membuat segalanya indah, indah pada waktu-Nya. dan itu yang terjadi di proses pembuatan film bintang ini. dengan banyaknya hal sulit yang terjadi, justru itu membuat kami makin erat dan berpegang pada Tuhan. lewat film bintang, saya belajar menghargai. lewat film bintang, saya belajar bersyukur. lewat film bintang, saya belajar berserah.

so, what will you do?



cheers!
keep in touch with us here and follow @bintangthemovie for more infos!

Pesona Persona



Persona - dasar dari kata 'personality' - berasal dari bahasa latin, yang terjemahannya kurang lebih berarti "topeng" seperti dalam suatu teater. Orang-orang yang bersandiwara mengenakan topeng pada wajahnya, bahkan pada dirinya, menjadi orang yang lain, pribadi yang lain.

Jadi, begitulah kita menemukan kata personality atau kepribadian, yang jika dipandang dari asal usul kata berarti apa yang kita kenakan untuk dilihat orang lain, sebagai topeng yang menyembunyikan diri kita yang sesungguhnya. Itu adalah peran yang kita mainkan, seperti menjadi Pipit, atau menjadi Gilang.

Dalam film, hal itu menjadi lebih terfokus. Ada perekam suara, ada kamera, ada lampu-lampu, ada sutradara yang akan menyerukan "action!" untuk memulai pengambilan suatu scene, adegan. Di satu sisi, memerankan tokoh adalah pemakaian topeng.... tapi di sisi lain, mungkin, justru itulah apa adanya. Ketika air mata bercucuran dengan sendirinya. Ketika pelukan terasa hangat, bukan hanya di kulit, tapi sampai jauh ke dalam hati. Bukan sekedar akting, tetapi merasakan kehilangan. Kekhawatiran. Ingin menangis....

Kadang-kadang, dalam keseharian kita justru memakai persona, topeng kita, untuk menebar pesona kepada orang lain di sekitar. Tapi ada kalanya juga, justru yang tampil adalah kegalauan apa adanya, seperti seorang ayah yang anaknya sakit, yang masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan, dan tubuh yang terasa lelah. Akting melelahkan, sedang masih banyak pekerjaan yang sungguhan harus diselesaikan.

Ini bukanlah akting, bukan topeng yang dipakai, melainkan sejatinya diri manusia yang memikul banyak beban. Dalam kehidupan nyata, ada kegelapan-kegelapan yang menakutkan karena di sana banyak ketidak-pastian. Hidup ini merupakan ketidak-pastian. Ada kerjaan yang tidak beres, ada pengalaman kehujanan, dan ada sakit penyakit tak terduga. That's life.

Ironisnya, apa yang pasti adalah akhir dari kehidupan, yang kita sebut kematian. Satu hal yang sama, yang dialami oleh orang kaya atau miskin, pahlawan atau penjahat, siapa saja, adalah kematian. Pertanyanyaan ada dua. Yang pertama adalah kapan? Yang kedua, lebih dalam dari itu, apakah yang ditinggalkan dari hidup di dunia? Mana yang lebih menakutkan: hidup yang singkat, atau hidup yang tidak bermakna? Mana yang lebih penting: persona yang mempesona, atau nilai pribadi sejati dibalik persona itu?

Tidak sulit untuk merias wajah, membuat garis-garis, memberi warna warni. Kita manusia menilai berdasarkan penampilan muka, menafsirkan tarikan raut wajah, memperhatikan sorotan mata. Tapi, itu persona, yang menjadi sangat menarik dalam sebuah film.

Tapi, film Bintang ini justru mengajak kita untuk melihat apa yang ada di balik topeng, di balik persona. Karena, barangkali kita juga sedang bersandiwara sekarang, saat membaca blog ini, saat sedang menonton film ini. Tantangannya juga sama: apakah kita berani melepaskan topeng, dan menunjukkan seluruh keberadaan kita ke hadapan Tuhan, agar Dia mengobati luka di balik topeng yang sempurna?

Terpujilah TUHAN!

Salam kasih,
Donny

Celoteh Ndul


Pernah kepikiran ngga misalnya lo bikin martabak tapi lo namain sendiri jadi pizza dengan alesan supaya kedengeran lebih gaul? 
Atau ngga ngasih nama Iced Frappuchino ke minuman berwarna coklat yang lo buat, padahal sebenarnya adalah jamu rapet wangi?

Ini yang terjadi kepada gue. Hidup gue. Dan, ini bersifat permanen.


Kenalin, nama gue Rama.

Nama lengkap, Rama Purboseno Setya Adi Pamungkas.

Nama panggilannya, Ndul.
Ndul..
N-D-U-L

See? Betapa nistanya nama panggilan gue.
Gue ngga sanggup menerima kenyataan nama asli gue yang udah seperti nama tokoh-tokoh pewayangan, Rama Purboseno bla..bla..bla.. Kemudian dirangkum menjadi hanya satu kata: NDUL. Bukannya kedengeran makin gaul, malah menjatuhkan harga diri gue yang udah didiskon sebelumnya.

Coba tolong sebutkan di belahan nama gue yang mana terdapat unsur nama-nista-sepanjang-abad (baca: Ndul) itu?

...

Terlahir sebagai laki-laki jantan separuh kambing membuat gue bersyukur, karena selain punya jenggot mirip kambing, gue juga bisa cuman makan rumput di halaman kostan kalau udah tanggal tua.
Mbeee...

Penampilan gue boleh disejajarkan dengan boyband Super Junior. Necis, rapih, (kadang) wangi, dsb.
Untuk urusan wajah masih sebanding dengan Coboi Junior, tetap imut di umur yang sudah berkepala dua.

Pekerjaan? Well, pekerjaan..
Pekerjaan gue ya?
Mmm..
Yakin mau tau?
Ehehehe..
Apa aja sih gue kerjain selama menghasilkan uang memanfaatkan kemampuan berbicara yang baik dan keterampilan tangan gue.

Hobi?
Tidur di waktu senggang, menggali lubang hidung (baca: ngupil), makan mie instan, dan.. tidur.


Hidup itu sudah susah, jangan ditambah susah, apalagi nyusahin orang. Oleh karena itu gue memutuskan merantau sendiri ke kota Bandung lima tahun lalu. Hal ini cukup membuat gue menjadi orang yang tidak bergantung pada orang lain, tidur sendiri, mandi sendiri, ke toilet sendiri, serba mandiri.

Menurut gue nasib seorang anak kost itu seperti secangkir kopi. Tanggal muda diibaratkan dengan lapisan air kopi paling atas: manis, harum, makan masih sanggup di KFC setiap hari, naik taxi sekali-kali boleh lah.
Tanggal tua diibaratkan dengan lapisan air kopi bagian bawah: pahit tiada dua, keruh, penuh dengan ampas, derita yang penuh nestapa karena mengharapkan tanggal muda, makan hanya sanggup satu bungkus mie instan setiap hari. Itupun masih disisakan untuk makan besoknya. Kadang naik damri, jalan kaki, atau kepaksa tidur di selokan gara-gara kecapean abis kerja dan ngga punya ongkos balik.

Keadaan yang jauh dari pengawasan orang tua membuat gue bisa melakukan apa saja sesuai kehendak hati sendiri. Gue bisa pulang selarut mungkin, seharian ngga mandi juga ngga masalah, kalau lagi iseng gue bisa nyuntik bareng temen-temen atau sendirian. Bukan nyuntik tinta printer ke cartridge-nya ya -.- Sssstttt.. Meskipun terbiasa nyuntik, tapi gue takut darah loh (ciyus!).

Hidup itu indah, men!
Ngga kayak dulu ketika gue masih tinggal bareng orang tua, bangun harus pagi, beres-beres rumah, ke gereja setiap minggu, ini itu lah. Hahhhhh! Ribet banyak aturan.

Suatu ketika gue bertemu dengan seorang cewe polos di salah satu rumah sakit yang sering gue kunjungi untuk bekerja. Hampir setiap hari dia ngejagain keponakannya, Bintang, yang dirawat karena leukimia. Mangsa baru sih.
Ngga cantik.
Ngga kayak model.
Ngga punya berat badan dibawah atau setara dengan 50kg.
Ngga jago ber-make up seperti cici-cici yang shopping di PVJ setiap malem minggu.
Tapi mangsa gue yang satu ini menarik. Dia membuat gue betah menghabiskan waktu untuk sekedar bertatap muka dan bercanda di sela waktu kerja gue.


Mmmmm..

"Kenapa harus dia?" <-- Kalau punya pikiran seperti ini ketika lo tau siapa orangnya, jawabannya ngga akan bisa ditemuin sama orang-orang semacam lo. Gue cuman punya satu kata yang menggambarkan cewe ini: sederhana. Dan itu yang membuat dia istimewa.

Sederhana..

Melalui kesederhanaan cewe ini dan mengenal keponakannya yang sakit leukimia, gue berhasil menemukan jalan yang selama ini ternyata gue abaikan. Jalan yang selama ini ada, tapi ngga mau gue liat demi memilih jalan lain, yang salah.

Sunday, October 28, 2012

Memberi Hingga Terasa Sakit...

Passion setiap orang diuji dengan waktu, dan ketahanan dalam menghadapi tantangan... :)

Bagi sebagian orang yang belum pernah memproduksi film, pasti ada rasa excited ingin ikutan dalam produksi film. Entah jadi crews atau jadi pemain... kecuali yang memang gak tertarik sama sekali dengan apa yang namanya pembuatan film, drama, acting, dan kegiatan seni.

Tapi butuh passion yang benar-benar Tuhan taruh dalam setiap hati, untuk bisa bertahan menikmati setiap proses hingga selesai. Tanpa passion, masih bisa selesai, karena ada komitmen dan integritas... :) tapi mungkin untuk kali lain mereka gak akan ikut terlalu terlibat lagi.. may be...

Harga yang harus dibayar itu terlalu berat bagi sebagian orang..
tapi bagi sebagian orang lainnya, tak terasa sama sekali... sangat rela, sangat menikmati dan.. kalo kata si Ndul, ketagihan. Ndul bilang, shooting hari ke 5 kemarin di RS Immanuel itu seperti rujak.. banyak rasa, tapi nagih. Tetep kepengen lagi. :) I think that's passion...

Sekarang sudah 7 hari berlalu... di group bbm, kami saling memberikan semangat untuk terus maju dan menikmatinya... semangat memberikan yang terbaik. Muka-muka cape sih jangan ditanya, terlihat di mana-mana hahaha...  dan yang sakit bertumbangan, tapi besoknya bangkit lagi dong! Tetep berkumpul tetep bersatu dan tetep bahagia...

Jadwal shooting memang gak bisa diprediksi. Loncat-loncat pengambilan scenes nya. Ada yang datang dan make up dari jam 10 pagi, jam 5 baru take shooting, karena ada property yang belum ada, karena ini karena itu.. Tapi so far, Deffry tetep bisa senyum ;) baik sekali..

Terus, ada kendala di ruangan dokter... kuncinya gak ada.. Yosa, Devena, Arlene, Phoa, keliling rumah sakit nyari cara supaya bisa ada ruangan konsultasi dokter... Pemeran dokternya juga, dihubungi susah.. sampe cari gantinya.. ngelatih dulu gantinya.. hahahaha.. Pokoknya orang-orang yang ada di lokasi shooting mah, kebagian maen deh.. siapa aja juga disuru lewat, dipakein baju.. suru maen haahaha... extras perlu banyak sih.

Seneng banget bisa liat anak-anak muda di Coram Deo and partner (Komisi Remaja dan Pemuda) bisa bener-bener bermain bagus, natural, dan asik...

Kuatir banget waktu hujan, waktu ada yang sakit (penyakitnya juga pada ga elit :p, ada yang meler, ada yang ilang suara, ada yang ambeien... *peace!*). Terharu juga sama temen2 yang terus stand by.
Kehadiran kalian semua, menenangkan dan memberikan dukungan moral loh! Cuma hadir aja dan diem waktu soundman tereak :"silent please!!" Ikut meramaikan suasana...

Tadi pagi kami membahas soal 'memberi hingga terasa sakit'... Pnt. Ie Ing ngingetin:

Kalau kita melakukan sesuatu buat Tuhan, atau memberi sesuatu untuk Tuhan, harus sampai terasa sakit/perih. Kalau belum terasa sakit, berarti belum apa-apa, masih punya kekuatan sendiri, ga total.

Masing-masing kami ada 'rasa sakit'nya sendiri... masing-masing kami ada harga yang harus dibayar dan Tuhan membentuk karakter setiap kami, mengasah kerendahan hati kami, dan mengajarkan kepada kami arti dari melayani sebagai seorang hamba.

Bukan cuma kami yang bayar harga... orang-orang di rumah kami juga.. orang tua, suami istri dan anak, semua mendoakan, mendukung, dan berusaha memback up kami dari belakang.... Semua support dan pengertian yang diberikan, membuat kami bisa lebih leluasa dalam memberikan yang terbaik dari apa yang ada pada kami.

Saya merenungkan, film Bintang ini benar-benar kami buat dari segala kekurangan kami... apa yang ada dari kami, kami berikan semuanya... tenaga, talenta, waktu, upaya, dana, pemikiran, semua-mua-muanya... berikan sampai terasa tak mampu, sampai terasa sakit. Ya. Sampai terasa sakit. Belajar menyerahkan semua kepada Tuhan.

Karena Dia telah mengasihi kami terlebih dahulu...



Friday, October 26, 2012

Badai Berlalu, Meninggalkan Jejak Lelah.

Menunggu anak les di dalam mobil nih... Sementara doa terus dipanjatkan untuk team Bintang yang sudah mulai menggeliat Ï‘i tkp.

Hari ini kami akan shooting d RS. Immanuel. Juga d tempatnya Ev. Edwin Gandaputra, thks to pasangan Edwin-Rina dan untuk Austra, atas supportnya... Tuhan membalas kebaikannya dengan sukacita melimpah.

Pagi ini kami berusaha mulai sepagi mungkin tapi memang langkah terasa semakin berat. Rasanya masih ingin dan PERLU beristirahat... Semalam hujan besar diterobos oleh beberapa teman kita... Udah mah cape, after midnight, naik motor, ga bawa jas ujan, dan ada yang motornya mogok pula! Huhuhu.... Dari Dago ke Kopo dorong motor gimana caranya?! Katanya jam 2 pagi baru sampe rumah. :(

Pagi ini Ndul panas dingin.. Akibat menembus hujan semalam... Tadi malam, Sun-sun jg tumbang, sakit kepala/pusing, ga kuat.. Pulang duluan dia... Belum lagi kel. Donny... Kena flu juga... Btw, batuk saya dah mendingan dan serak dah hilang (thks kencur!)

Devena, Arlene, Erna, Nanda... Kalian pasti cape banget... Terutama Devena tuh baru tidur jam 3an... Pagi2 sebelum jam 7 saya bbm dia dah nyaut..

Alfred, Teja, Suli, Yosa, Gama, Ducko Chan... Semangaaat!!! Tetap kuat ya!

Semangat, kebersamaan dan dedikasi kalian, membuat hari2 produksi Bintang ini jadi berkesan, ngangenin dan pasti dikenang...

Kemarin, disela2 shooting, waktu pada beres-beres setting adegan, kami sempat buat behind the scenes dan becandaan.. :)

Dalam kebersamaan dan perjuangan, ada kedekatan dan keceriaan.

Buat pembaca yang ingin support kami, we welcome you... Kalo nongkrong d tmpt shooting biasanya ada aja kerjaan jadi extras hahaha...

Doakan kami terus ya!

Thursday, October 25, 2012

Ketika Kesabaran Kita Sedang Diuji...

Kendala yang di luar kendali kita kerap kali kita jumpai dalam perjalanan hidup, termasuk dalam hari-hari shooting.. Pagi ini kami berkumpul di ORIGIN, jl. Sumatera... Tempat yang cozy dan nyaman, menarik untuk pengambilan scene hang out, makanya Pipit, Annisa dan Agatha memilih tempat ini untuk ketemuan...

Mereka keliatan cantik kan?!

Lumayan siang nih scene pertama dimulai di tempat ini, soalnya hari sebelumnya pada baru sampe jam 1 malem ke rumah, jadi masih perlu effort yang besar untuk bangun pagi dan "ON" lagi.. Anyway... crews tampak bersemangat dan tetep jalan terooos.... Udah janji sama orang di Origin jam 8 pagi, berusaha komit. Ada keneh usahanya mah.. hahaha.. bayar harga.

Salah satu kendala delay shooting itu adalah adanya "the rumpies" di meja sebelah... cewek-cewek yang ga peka kalo kita lagi shooting dan perlu ketenangan... mereka heboh sendiri, foto-foto dan berisi sekalskiiiii.... hhhhh... women. :p

Maap ya kalo kalian difoto dan ternyata kalian baca blog ini HA HA HA... sungguh, gua dah pengen bilang ssshhhhh..silent please.. ke kalian.. tapi kan kalian hrs enjoy the Origin juga.. Tadinya gua pengen nyamperin the rumpies ini dan ajak mereka shooting sekalian. Minta mereka jadi extras alias "latar"... duduk di daerah kami shoot, asalkan ga ada suara aja... terus tar jadinya blurr... wkwwkwkk.. just kidding!

Pemirsa.. ini pembelajaran.. kalo someday kalian mergokin orang lagi shooting... kasihanilah mereka dan be thoughtful... heeheheh.. jangan keluarin suara.. mereka pasti dikejar waktu dan target dan perlu bantuan kita to keep silent.

 Nah itu di latar sana, ada crews. hahaha.. nanti liat deh di dalam filmnya.. crews bermunculan di sana sini haahaha.... we are having fun..

Untuk scenes yang outdoor atau di luar rumah pribadi, kami memang perlu banyak extras...siapa aja yang ada di lokasi dikaryakan.. :)




Nah kalau yang ini, tray nya bukan lagi dimaenin, tapi lagi dijadiin hood.. :D


Satu scene di sana itu menghabiskan banyaaak sekali waktu euy.. Gua rasanya jadi rusuh, gelisah, dan ga pararuguh... karena hari ke 2 ini kami punya jadwal padat shooting di beberapa lokasi... sambil nunggu the rumpies menyelesaikan histeria mereka, dengan sabar kami ngurut dada dan mencoba enjoy. Gua ajak Phoa jalan-jalan cari spot shooting untuk scene berikutnya.. jalan-jalan ke EIGER.. bangunan keren yang macho bangeeeuuud... Ini ceritanya Phoa lagi test angle hahaha..
  Beginilah kegiatan kami pagi itu... ceritanya lagi liat-liat barang di toko... jadi extras orang lewat.. tapi ternyata kepincut jam tangan keren beneran.. Ricky yang jadi cameraman juga, jadi beli topi baru hahaha.. EIGER kerenn!






Kami bergegas ke lokasi selanjutnya nih.. akhirnyaaa... sekitar pk. 13.00 kami berangkat ke Trimulia... To be continued ya!

BEHIND THE SCENE 01 - enjoy... 

Wednesday, October 24, 2012

Menyentuh Hati, Merogoh Sukma

TUHAN punya cara yang unik untuk mengajar anak-anak-Nya, dan kali ini dunia terasa berbeda dari balik kamera. Apa yang terlihat oleh lensa nampak lebih tajam, sekaligus lebih buram -- tergantung fokusnya -- sehingga mengangkat segala hal yang biasa, menjadi penuh makna.

Ketika memandang sahabat-sahabat sedang berakting, jadi terpikir betapa sering kita melewatkan momen-momen yang berharga dalam hidup. Kejadian yang menyentuh hati itu ada di sana, di berbagai sudut di hadapan kita, tetapi mata kita tidak melihat. Peristiwa itu tidak menyentuh bagian terdalam, tidak merogoh sukma. Keindahan dari hati yang diperbaharui, semangat yang dipulihkan, harapan yang timbul kembali, kontras dengan sakit penyakit yang menggerogoti, bahkan kematian yang memisahkan.

Masalahnya, kita tidak memandangnya setiap hari. Puji Tuhan, terima kasih Tuhan, atas penugasan yang Engkau berikan kepada kami. Anugerah untuk terlibat, walau kecil dan sederhana. Anugerah untuk melihat dari balik kamera. Anugerah untuk boleh berbagi -- dalam segala keterbatasan -- sehingga juga boleh menunjukkan bahwa Tuhan adalah jawaban kehidupan. Sumber kehidupan, dan membuat perbedaan.

Proses "melihat" itu sendiri, bisa dari berbagai sudut. Tiap sudut memiliki kekuatan fokusnya sendiri. Nanti bisa dipilih, sudut mana yang akan ditampilkan... tapi buat yang terlibat, tiap sudut ada kekayaannya. Kalau kita memandang dengan dalam, kita pun dapat menjadi lebih kaya.
Selain gambar, suara juga merupakan kunci dari kejelasan. Ketika banyak suara-suara lingkungan, suara hati tidak terdengar.

Ah, bukankah hidup juga begitu? Kadang, hidup ini terlalu bising dengan segala macam kekhawatiran, keserakahan, dan adu argumen dari benturan kepentingan...
Sementara, para sahabat yang bertalenta sedang membangun makna. Ini proses yang rumit; bukan sekedar berpura-pura, bukan asal tampil gaya, cantik, molek, ganteng... Tapi menunjukkan hal yang fokus, yang patut dan perlu dilihat.

Hal-hal yang menyentuh hati, merogoh sukma. Mengalirkan air mata sungguhan, karena hati ini juga turut tersentuh.
 Dalam prosesnya, semua bekerja sama. Pengarahan dengan hati juga penting. Asyik melihat sutradara menyentuh bukan dengan suruhan atau perintah, tapi dengan hatinya.

Dan totalitas mengerjakannya.

Sungguh menyentuh. Suatu anugerah!

Salam kasih,
Donny

Tuesday, October 23, 2012

Pipit, si ulet bulu yang jadi kupu-kupu

Hari ini seharusnya shooting day #3,
Tapi kami merasa ini permulaan lagi karena resmi benar-benar shooting...

Sejak kemarin, para crews udah gelisah dan kuatir.. Berdoa kenceng dan nervous..

Ini cerita dari Nanda, pemeran tokoh Pipit dalam film Bintang. Ï‘i sela-sela jadwal shooting, Nanda sharing pengalaman pertamanya untuk kita...

Jujur,dari take yg sblm2ny, lewat uda cukup lama dan dari situ aku mulai ngerasa gak pede..
Krn terbiasa dengan akting panggung,aku takut kalo saat director blg 'action',aku akting dengan lebay dan akan re-take berulang2..

Beberapa minggu cukup bikin aku berpikir kalo shooting udah selesai.. Tapi kalo aku sadar dan buka mata,masih sangat banyak scene yg belum dibikinnn.. Dan itu büÃt aku smakin takut..

Tiap hari makin dekat sama jadwal shoot,makin takut rasanya..apalagi liat schedule yang ternyata aku shoot setiap hari..
Dan smakin takutlah rasanya,takut stamina drop,takut gak konsen,takut gak hafal dialog,dan masih banyak lagi ketakutan yg lain..

Sampe h-1 pun,aku mrasakan ktakutan itu.. Dan aku cuma bisa berdoa,pasrah dan jalanin aja..

Puji Tuhan,setelah dapet arahan dr sang director yg sangat bersahabat,aku pun bisa berakting dan gak terlalu banyak take..

Yyyyeeeaaayyy!!!!! n.n

mau tau rahasianyaaaaaaaaa??
Cuma satu rhasianya, sebelum director bilang 'action', aku bilang satu kalimat mantra yg bikin aku pedee...

"Dalam nama Tuhan Yesus"

Stelah bilang itu,bim salabbbiimm....
Tuhan yangg pimpin aku buat berakting..

-Nanda Trixie, as Pipit.

Powered by TrinBerry

Monday, October 22, 2012

The Day Has Come...

when we will have 8-9 stripping days of shooting time!

Crew are purat perot alias tergopoh-gopoh karena ga ontime hahaha.. hayo guys semangat dan hati-hati ada barang yang ketinggalan...

Tarik nafas dalam-dalam, tenangkan hati dan pikiran... bisikan doa pada Bapa, minta dituntunNya..

Kami semua kumpul di GII Gardujati, dan akan segera ke Rumah Doa Bethel di Villa Trinity hingga after lunch di sana. Lunch nya nanti disupport sama Saung Wargi loooh.. Thks to Ms. Lusiana Priskila...

Sementara beberapa orang akan technical meeting bersama partner kami, RS. Immanuel...

Do doakan kami di sini..
Re relakan kami berkarya
Mi mintalah Tuhan bekerja
Fa fastikan kita sudah berdoa
So Soting day yang ditunggu-tunggu
La Langkah awal kami semua
Si Siap kan hati dan diri..
Do doakan kami di sini...

LA LA LA LA LA....

Sunday, October 21, 2012

We will take scenes soon!

Komisi teater Coram Deo akan mulai shooting film rohani berjudul "Bintang" tgl 23 okt 2012.

Mohon dukungan doanya.
Untuk persiapan property, setting, kostum (wardrobe) dan crews.
Untuk kesehatan para pemain dan crews.
Untuk koordinasi seluruh pihak, kesatuan hati dan kerjasama.
Untuk cuaca yang baik.
Untuk hikmat dan damai sejahtera Tuhan dalam pengambilan tiap scenes.
Untuk proses pembuatan musik soundtrack.
Kiranya kita semua bisa dibentuk Tuhan, menyenangkan hati Bapa dalam proses ini.

Doa orang benar bila dengan yakin didoakan, besar kuasanya...
Follow us @bintangthemovie

Thursday, October 18, 2012

Memandang Sebuah Karya

Sebuah karya terlalu sempit jika hanya dipagari oleh persepsi bagus atau tidaknya


Dalam obrolan dengan seorang sahabat, kami bicara soal karya. Katanya, sebuah karya terlalu sempit jika hanya dipagari oleh persepsi bagus atau tidaknya. Kalau kita menonton film, terus ditanya pendapat kita, "Gimana filmnya?" Apakah jawaban kita: "Bagus..." Atau "kurang ah" atau... "Jelek", itu saja?

Seberapa sering kita berusaha menemukan pesan yg ingin disampaikan melalui sebuah karya? Itu lebih dari sekedar penilaian bagus atau jelek. Seberapa dalam kita bisa menangkap makna? Begitu maksud pernyataan sahabat saya itu tentang karya.

Buat saya sendiri, saya sangat suka dengan kata "karya". Membahas tentang penilaian sebuah karya, memang bagus atau jeleknya kata orang, itu sama sekali bukan patokan. Setuju banget, terlalu sempit.

Di dalam setiap karya, karya apapun, ada sebuah keberanian untuk menghasilkan sesuatu. Karya hanya akan menjadi karya, jika dibuat, diwujudkan. Tanpa usaha, kemauan dan keberanian untuk mewujudkannya, tidak akan ada karya, yang ada cuma omong kosong.

Selain itu, ada perjuangan hingga karya itu bisa mencapai titik akhir. Seperti apapun kata orang tentang hasilnya, really, itu cuma kata orang, selesai. Tapi kemampuan kita untuk menyelesaikan apa yang kita mulai, komitmen dan kesungguhan, itulah yang memaknai setiap karya.

Karya apa yang sedang kau perjuangkan saat ini? 
Do it with all your heart and might, 
karena itulah yang membuat perbedaan. 
Libatkan Tuhan dalam setiap detail langkah, 
karena itulah yang membuat setiap karya yang biasa menjadi luar biasa.

Dan terakhir, mari kita belajar menghargai setiap usaha orang lain... Berikan semangat dan dorongan, karena itu akan membuat kita, dan mereka, mampu melewati rintangan dan  mencapai titik akhir.

Wednesday, October 17, 2012

Bintang, Hujan, dan Kita

 Shooting day #2 was held on 6 Oct 2012... eh kok jadi inggris HA HA HA..

hm.. Shooting hari kedua ini memanfaatkan event JUST BELIEVE... and it appeared to be JUST NICE... *big grin*

Hari yang sangat amat super duper melelahkan... POLLLLLL!!! Sore jam 3an gua datang ke lokasi aja udah ngerasa lemes dan cape, padahal belum ngapa-ngapain baru datang doang!

Hari itu Coram Deo jalan 2 event... mentas drama Ester di dalam konser kolaborasi dengan Youth Choir iyah... shooting iyah... Kami ambil shooting colongan hahaha ngaku nih.. rahasia dapur padahal... biar tampak real, shoot audience itu penting diambil dalam event yang benar-benar ada. Hasilnya? BERRY GOOD!! Really.. ih seneng banget liatnya. Nanti kalian bisa tonton di 5 menit terakhir film Bintang ini.. :D
Ga sabar pengen nonton gak sih??!! Pengen film ini kelar terus nonton bareng!! Pengen banget-banget-banget? *kedip kedip* BANGET!!

Setelah event selesai, kami buru-buru siapkan setting untuk shooting. Baru aja kami mau mulai beres-beres, eeeh para pegawai gereja langsung mau beres-beres juga, naikan mimbar untuk besok kebaktian minggu pagi... huhuhu... padahal kami masih perlu panggungnya.. terus, yang paling panik, sutradara dan kameramen dan soundman (gerombolan siberat) gak ada! Gak di tempat! Keluyuran dan ga bisa ditelepon! Gua janji sama si bapa pegawe, secepatnya beres.. secepat-cepatnya.. dan ngeri liat muka2 mereka yang ditekuk gitu seolah2 tu dagu nempel ke idung. :p haseum!

Sekitar 15 menit kami siap2in setting, dan para pemain... gerombolan si berat datang.. Phew! Mereka baru pergi ke astanaanyar, nyusu ceunah! Dan, 2 motor mereka ban nya sama-sama pecah! Aneh kan? Tuh makanya kita perlu mendoakan selalu setiap ada rencana shooting itu begitu.. selalu aja ada kesulitan dan halangan... harus ditangkis dengan DOA!

Shooting akhirnya dilaksanakan dan semua lancar... Puji Tuhan dan bersyukur untuk semua kerjasama para orangtua, yang mengijinkan anak-anak mereka shooting hingga jam 23 lebih... Anak-anak terlihat enjoy dan sangat antusias. Mereka sangat kooperatif dan excited... Semua bener-bener lancar dan mulus semulus pipi gua... jiaaah... :p


Kami selesai sekitar pk. 23.30 dan beres-beres dan UJAN GEDE DONGS!! Ga bisa pulang. Sebagian besar kami pake motor dan gua, parkir mobil cukup jauh. Akhirnya setelah semua beres, kami bawa barang props yang super banyak... angkut ke bawah... menuju mobil gua.. menembus gerimis.. 
Akhirnya sebagian dari crew pulang, thks to Ducho Chan yang bersedia anter Krista (Erna) pulang... Gua sendiri, membawa 3 kutu kupret pulang untuk nginep di rumah.. 3 serangga kecil yang terlalu cape untuk pulang ke rumah.. poor kuprets... *giggle*
Tau gak, di rumah, datang-datang.. 2 kutu kuprets langsung duduk di sofa, dan merem dong! Tidur sambil duduk berdua gitu! Gak mau cuci muka ganti baju apalagi mandi.. bener2 too exhausted keknya mereka berdua... duduk pun mau! Disuruh pindah ke kamar aja juga ga ada tenaga.. ya amplop..  trus trus.. gua bangunin mereka HAHAHA.. minta mereka angkat kasur dari kamar anak ke kamar gua..biar Pipit bisa tidur di kamar gua dan mereka tidur di kamar anak-anak.. kwkwkwk.. komen si kutu item: "jiah,baru bangun disuru angkat kasur" HA HA HA.. lemes pisan..bodor.. 
Setelah kasur sampe ke kamar gua, mereka disuru ke kamar anak2.. eh itu ada 2 kasur di sana, mereka berdua langsung aja 'terjun bebas' berdua di satu kasur saja. Aku terjatuh dan tak bisa bangkit lagi... Sampai pagi, alhasil mereka berdua tidur aja kek gitu, sempit2an padahal harusnya bisa lega. *gaabispikir* 

Sekian cerita hari itu... akhirnya gua sukses tidur jam 1 malam, dan bangun jam 6 kurang, bangunin para kutu kuprets karena mereka harus kebaktian pagi pk. 7.30. Daaan.. hari minggu itu... kami semua hibernate.. tiduuuurrr terus siang ke sore nya.. tiduuuurrrr... zzzz....zzzz... charging ourselves...


dua gerombolan si berat yang ban motornya pecah

kepala gerombolan si berat
Doakan kami terus ya! Sekarang masih proses reading dan penyusunan surat ijin, jadwal dan persiapan lokasi... Doakan terus kesehatan kami ya.. Gua juga sudah hampir flu... 

Thanks untuk supportnya.. kami terus butuh semangat supaya bisa terus on fire sampai kita bersama bisa menyaksikan hasilnya dan diberkati!

Saturday, October 13, 2012

Melayani Melalui Film, Kamu Bisa!

Mengapa film?

Media audio visual adalah media yang sangat efektif untuk menggugah, memotivasi dan mempengaruhi orang lain. Lewat film, kita dapat menciptakan persepsi dan menyampaikan pesan dengan menarik dan lebih mudah diingat dan dimengerti. Setiap hari ratusan film dan cerita ditayangkan di televisi, internet dan bioskop, tapi hanya sedikit sekali film-film yang memberitakan kebenaran Firman Tuhan, membangun karakter yang baik, memotivasi dan menyampaikan pesan yang positif. 



Pelayanan melalui film bisa dikatakan tidak terbatasi oleh ruang dan waktu (lebay dikit boleh lah haha). Coba bandingkan dengan pelayanan teater melalui panggung, apa yang kita lakukan akan berhenti setelah kita berhenti melakukannya. Tidak demikian hal nya dengan film... ya kan? Ya dong! Film bisa diputar lagi dan lagi dan lagi, di mana saja kapan saja... Film bisa ditonton oleh siapa saja... 

Dalam film, ada 3 proses yang harus dilewati. Pra-produksi (sekarang sedang berjalan), produksi (sudah mulai berjalan dan masih akan terus berjalan) dan Post-produksi. 

Proses Pra-produksi menyangkut banyak hal, termasuk di antaranya konsep, penulisan skenario, pemilihan pemeran, breakdown naskah, pencarian lokasi shooting, penentuan jadwal shooting, reading dan pemahaman naskah bersama tim produksi dan pemain.

Proses produksi dilakukan saat semua persiapan sudah dilakukan, dan mulai shooting dan editing hingga tahap pengisian lagu dan suara (scoring). 

Sementara film tersebut sedang diproduksi, tim post produksi bisa mulai terus berjalan memikirkan promosi, launching, dan acara-acara pemutaran film.

Mau ikut ambil bagian dalam pelayanan ini?

Banyak yang bisa Anda berikan untuk Tuhan, termasuk melalui film. Kami masih membutuhkan banyak support dari berbagai pihak... Ikutlah ambil bagian dalam proses kelahiran film BINTANG ini, ingatlah kami selalu di dalam doa Anda. Kami membutuhkan kekuatan, hikmat dan kuasa Tuhan untuk dapat merampungkan film ini.

Kalau Anda terbeban untuk lebih mengambil bagian dalam pembuatan film ini, bisa!

Anda bisa mendukung dalam penyediaan beberapa barang kebutuhan shooting, baik itu untuk crew maupun untuk pemain (ditampilkan di film tersebut), misalnya:
- kami membutuhkan beberapa set seprei (bed sheet) untuk perluan setting. (Desain untuk anak perempuan, anak laki-laki, dewasa pria dan wanita) Barangkali ada yang produksi sprei atau punya sprei bintang bintang mau minjemin dan rindu berpartisipasi, ayo hubungi kami!

- Poster-poster yang bertemakan Bintang, untuk di kamar anak dan kamar dewasa wanita. Poster untuk di kamar cowo umur 26 th-an. Apa yaaa...

- Jualan alat lukis? Pernak pernik asesoris interior? Mau minjemin? Boleh... hahaha.. 

- Punya catering, mau bantu kirim makanan untuk crew? Kirim kue atuh? Mauuuu...

- Punya banyak baju atau malah jualan baju, Tshirt dan kemeja pria? Mau gak, bajunya dipake oleh para pemain? :) Hubungi kami!

- Eh, kamu dokter? Perlu konsultasi naskah sedikit nih.. beneran! :D

Sebenarnya ada saja yang bisa kita lakukan untuk membantu pekerjaan Tuhan... asalkan kita mau bergerak, mau bertindak, mau berinisiatif, dan mau memberi diri... Kami tidak bisa berjalan sendiri tanpa dukungan kamu semua.... Be part of us!